Sejarah Bandung Lautan Api, Pengorbanan Demi Kemerdekaan!

Sejarah Bandung Lautan Api – 25 Maret Tahun 1946, Bandung daerah Selatan menjadi panas dan berwarna merah! Setelah di lihat, seluruh kawasan di daerah sana telah di bumihanguskan oleh para pejuang kemerdekaan. Akan tetapi hal ini memiliki maksud dan tujuan dari para pembela tanah air.

Pejuang yang berada di Bandung melakukan pengorbanan besar hingga membakar dan menghancurkan tempat tinggal mereka sendiri. Pejuang melakukan ini demi melindungi kota indah tercinta ini dari sergapan para musuh.

Saat ini, kejadian yang telah berumur 78 tahun tersebut menjadi salah satu peristiwa bersejarah paling di kenal olah masyarakat Indonesia. Momen sejarah tersebut di abadikan dengan Monumen Bandung Lautan Api dan selalu dikenang oleh masyarakat Bandung.

Awal Mula Sejarah Bandung Lautan Api

Dalam buku yang di terbitkan Her Suganda dengan judul Wisata Paris Van Java, tertulis bahwa peristiwa Bandung Lautan Api bermula dengan perebutan sejumlah senjata dari tangan serdadu Jepang oleh para pemuda dan pejuang asal Bandung selama bulan September hingga Oktober tahun 1945.

Di saat genting itu, tiba-tiba datang pasukan Sekutu pada Oktober yang di pandu oleh Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Pasukan barat tersebut juga terlihat memaksa para warga untuk menyerahkan seluruh senjata mereka yang di peroleh dari hasil jarahan pasukan Jepang sebelumnya.

Puncak dari konflik tersebut meledak setelah tentara sekutu ingin menduduki Bandung dan malah mengusir para masyarakat setempat dari tempat kelahiran mereka. Ensiklopedia Sejarah Indonesia Kemdikbud mengutip bahwa saat itu rakyat asli Bandung menghadapi ultimatum yang mendesak dan langsung mendirikan pos gerilya di berbagai daerah.

Simak Juga Berita Sejarah Menarik Lainnya Hanya Di edustudytour.com

Dalam situasi genting tersebut, terjadilah pertempuran di berbagai wilayah Bandung antara pembela tanah air dengan pasukan sekutu. Kejadian ini terjadi dari Desember 1945 hingga awal tahun 1946.

Besarnya rasa nasionalis warga Bandung yang tidak ingin merasakan terjajah lagi membuat keberanian mereka meledak dan rela mati demi kemerdekaan. Pertempuran besarpun tak terelakan lagi, ribuan peluru di tembakan oleh kedua belah pihak dan korban jiwa berjatuhan di sekitar jalan kota indah ini. Serangan ini juga salah satu jawaban atas tindakan sekutu yang membagi Bandung menjadi dua, wilayah utara dan selatan dengan lintasan rel sebagai pembagi.

Wilayah Utara Bandung di duduki oleh tentara sekutu, sementara wilayah selatan di tempati oleh warga dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang sekarang di juluki sebagai Tentara Negara Republik Indonesia (TNI).

Ultimatum Sekutu Pada Rakyat Bandung

Sekutu saat itu mengeluarkan ultimatum kepada Perdana Menteri Bandung bernama Syahrir. Pihak asing tersembut meminta agar rakyat Bandung meninggalkan kota dengan radius hingga sebelas kilometer.

Komandan Divisi III Tentara Republik Indonesia, Kolonel AH Nasution, memerintahkan pasukan kemerdekaan untuk mengevakuasi Kota Bandung bagian selatan. Akhirnya, pada tanggal 23 Maret 1946 tepatnya pada malam hari, rombongan besar penduduk Bandung meninggalkan kota.

Akan tetapi berkat keinginan mereka untuk bebas dari penjajahan, warga berkorban dengan membakar habis tanah Kota Bandung bersama dengan gedung-gedung besarnya agar tidak bisa di gunakan oleh sekutu. Di ketahui sebanyak 200.000 penduduk Bandung meninggalkan kota dan menuju pegunungan manglayang di daerah selatan kota.

Tak sampai di situ saja, tentara Indonesia masih melakukan banyak perlawanan untuk mengusir sekutu. Pertempuran terbesar yang di ketahui adalah wilayah Dayeuhkolot yang merupakan lokasi gudang amunisi tentara sekutu. DDua komandan pasukan kota Bandung bernama Mohammad Toha dan Mohammad Ramdan telah berhasil menghancurkan gudang tersebut dengan dinamit.

Hingga sekarang nama Moh Toha dan Moh Ramdan selalu di kenang. Mereka bahkan menjadi salah satu nama jalan di Bandung. Kisah Bandung Lautan Api ini menjadi momen penting mundurnya pasukan sekutu di Indonesia. Pengorbanan besar yang di lakukan oleh rakyat Bandung tidak bisa di hitung oleh harta apapun, berkat mereka kita saat ini bisa menikmati kemerdekaan hingga detik ini.